Kekurangan 200 Guru, Angkat Honorer Dinilai Tak Efektif
Kepala Bidang Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) Data dan Informasi Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta, Samiyo menyatakan, di wilayahnya masih kekurangan lebih dari 200 guru untuk memenuhi kebutuhan mengajar di SD dan SMP negeri.
Untuk SD masih kekurangan 136 orang guru yang terdiri atas guru kelas serta guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes). Sementara, guru SMP masih kekurangan sebanyak 61 orang,” ujarnya.
Jumlah tersebut terdiri guru Bahasa Indonesia kekurangan 15 orang, guru IPA kurang empat orang, guru BK kekurangan 33 orang, dan guru Penjaskes kurang sembilan orang. Secara keseluruhan, kekurangan mencapai lebih dari 200 guru. Terlebih, guru pendidikan agama juga terjadi kekurangan.
Dijelaskan, untuk mengatasi kekurangan itu, pihak sekolah telah menerima pendaftaran guru honorer
dengan digaji melalui anggaran BOS atau Bosda. Guru honorer tersebut hanya digaji setengah dari UMK Yogyakarta.
Namun, hal itu tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan. Menurut Samiyo, guru honorer tidak dapat fokus mengajar di satu sekolah, lantaran mereka harus mengajar di sekolah lain untuk mencari tambahan penghasilan.
Berdasarkan data Disdik Kota Yogyakarta, jumlah kekurangan itu berada di lebih dari 90 sekolah negeri
akibat adanya pensiun. Selama tiga tahun terakhir saja jumlah guru yang pensiun mencapai 183 orang, terdiri atas pada 2014 sebanyak 59 orang, pada 2015 sebanyak 34 orang dan pada 2016 hingga pertengahan 2017 tercatat 90 orang guru yang pensiun. (Andi)
Sumber :