Perkembangan Islam di Indonesia dan Peninggalannya
Perkembangan Islam di Indonesia & Peninggalannya
Perlu diketahui bahwa Islam menjadi bagian berasal dari sejarah perjalanan panjang bangsa Indonesia. Sampa pas ini pun dampak Islam di Indonesia sangat kuat. perihal itu nampak tidak terlepas berasal dari beraneka peristiwa yang melatarbelakangi proses masuknya agama Islam & perkembangannya di Indonesia. Keberhasilan kerajaan-kerajaan Islam telah meninggalkan warisan sejarah yang bernilai bagi bangsa Indonesia. Dari warisan tersebut jadi tingkatkan keragaman kebudayaan di Indonesia. Berikut ini, pembahasan akan lebih mengutamakan terhadap proses perkembangan Islam & kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia terhadap masa itu & maka berasal dari itu simaklah dengan seksama!!! Selamat membaca!!!
A. Proses Perkembangan Islam di Indonesia ( Nusantara)
Islam adalah agama yang paling banyak penganutnya di Indonesia. Dalam aspek kehidupan penduduk Indonesia nampak banyak terbujuk budaya & agama Islam.
1. Masuknya Islam ke Indonesia (Nusantara)
Sejarah telah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang berasal dari India & Tiongkok telah membawa pertalian dengan bangsa Indonesia/penduduk Indonesia. Tetapi, kapan tepatnya Islam datang ke Nusantara? Telah mengakibatkan beraneka teori. Walaupun ada lebih dari satu pendapat perihal kedatangan agama Islam ke Indonesia, banyak pakar sejarah condong percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia terhadap abad ke-7 berdasarkan berita Tiongkok zaman Dinasti Tang. Berita tersebut telah mencatat bahwa awad ke-7, ada permukiman pedagang muslim berasal dari Arab di Desa Baros, yaitu daerah pantai barat Sumatera Utara.
Kemudian terhadap abad ke-13 Masehi lebih menunjuk terhadap perkembangan Islam sejalan dengan menjadi tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Dari pendapat ini, berdasarkan catatan perjalanan yang pernah dilaksanakan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah datang di Perlak terhadap 1292 & bersua dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam. Bukti lain yang memperkuat pendapat tersebut ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh yang berangka th. 1297.
Agama Islam masuk & berkembang di Nusantara dibawa oleh para pedagang berasal dari Gujarat, Arab, & Persia. Agama Islam yang dibawa oleh para pedagang itu untuk pertama kalinya melewati Selat Malaka & daerah yang terbujuk Islam adalah Barus & Perlak. Kemudian setelah itu nampak kerajaan Samudera Pasai, yang mempercepat tersebarnya agama Islam ke pedalaman Pulau Sumatera, dan juga menyebar ke arah selatan melewati Siak & Palembang.
Dari Pulau Sumatera, agama Islam seterusnya menyebar ke lokasi Jawa, yaitu kerajaan Demak yang berperan di dalam proses menyebarkan agama Islam ke Banten, Cirebon, Gresik, & daerah-daerah di pesisir utara Pulau Jawa.
Kerajaan Demak mengembangkan Islam ke Kalimantan Selatan (Banjar), Sulawesi Selatan (Gowa-Tallo) & Maluku (Ternate-Tidore). Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) di Sulawesi Selatan ternyata berperan terhitung menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Timur, Bali, Lombok Sumba, Sumbawa & Timor.
2. Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia (Nusantara)
Masuknya agama Islam/proses islamisasi di Nusantara melalui lebih dari satu cara/saluran yaitu sebagai berikut;
a. Saluran Perdagangan
Di menjadi berasal dari abad ke-7 para pedagang muslim berasal dari Gujarat/India, Arab, & Persia telah ikut ambil bagian di dalam kesibukan perdagangan di Nusantara. Hal tersebut artinya telah berlangsung pertalian penduduk Nusantara dengan para pedagang Islam. Hal tersebut akan melahirkan keluarga muslim, lantas berkembang menjadi penduduk muslim, perkampungan muslim, & seterusnya.
b. Saluran Perkawinan
Para pedagang Islam mempunya status ekonomi yang lebih baik, agar itu membawa dampak penduduk Nusantara, putri bangsawan menjadi tertarik kepada para pedagang Islam. Hal itu melahirkan keluarga muslim, berkembang menjadi penduduk muslim, perkampungan muslim & seterusnya.
c. Saluran Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, & para Kiai mendirikan pondok pesantren yang edukatif para santri perihal agama Islam. Sehingga setelah selesai mereka pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah menyebarkan agama Islam kepada penduduk sekelilingnya.
d. Saluran Kesenian
Penyebaran agama Islam melalui kesenian bisa dilaksanakan dengan pertunjuk seni gamelan, yang bisa mengakibatkan penduduk untuk berkumpul & lantas dilaksanakan dengan dakwah-dakwah keagaman.
e. Saluran Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah dicampur dengan mistik-mistik magis. Pada pakar tasawuf umumnya miliki keahlian yang bisa menolong kehidupan masyarakat, di antaranya pakar di dalam pengobatan penyakit. Tokoh-tokoh tasawuf yang berperan di dalam penyebaran agama Islam pada lain Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, Hamzah Fansuri & lainnya.
B. Tokoh Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Ulama yang berperan di dalam penyebaran agama Islam di Jawa yaitu Walisongo & tersebut ini cara-cara yang mereka pergunakan di dalam usahanya menyebarkan agama Islam;
Sunan Gresik/Mualana Malik Ibrahim. Beliau wali yang pertama datang ke Jawa terhadap abad ke-13 & menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Makam beliau terletak di Gresik, Jawa Timur.
Sunan Ampel/Raden Rahmat. Beliau menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak & di dalam penyebaran Islam, dilaksanakan melalui pendidikan pesantren.
Sunan Drajad/Syarifudin. Beliau adalah anak berasal dari Sunan Ampel. Seorang sunan yang berjiwa sosial & menyiarkan agama Islam di sekitar Surabaya.
Sunan Bonang/Makdum Ibrahim, anak berasal dari Sunan Ampel. Beliau menyiarkan agama Islam di Tuban, Lasem, & Rembang. Dalam menyiarkan agama Islam, beliau mengfungsikan alat musik bonang. Alat musik tersebut dipergunakan sebagai fasilitas menyatukan massa & menyampaikan ceramah keagamaan.
Sunan Kalijaga/Raden Mas Said/Jaka Said. Murid Sunan Bonang, yang menyiarkan agama Islam di Jawa Tengah. Beliau terhitung seorang pemimpin, pujangga, & filosof. Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam dengan mempergunakan seni wayang yang banyak digemari masyarakat.
Sunan Giri/Raden Paku. Beliau menyiarkan agama dengan metode bermain & bernyanyi. Beliau menciptakan lagu lir-ilir & jamuran untuk menanamkan rasa keIslaman di kalangan anak-anak.
Sunan Kudus/Jafar Soliq. Beliau menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Di samping itu beliau seorang pakar seni bangunan & hasilnya yaitu Masjid & menara Kudus.
Sunan Muria/Raden Umar Said. Menyiarkan agama Islam di lereng Gunung Muria, letaknya pada Jepara & Kudus, Jawa Tengah. Metode yang digunakan di dalam menyebarkan agama Islam yaitu dengan menerapkan pendekatan budaya setempat di dalam menyebarkan agama Islam.
Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah. Beliau menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, & Cirebon. Beliau terhitung seorang pemimpin yang berjiwa besar.
C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara)
Kerajaan Islam di Indonesia menjadi berperan abad ke-13;
1. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak (Peureula) adalah kerajaan pertama di Nusantara, yang berdiri terhadap pertengahan abad IX dengan raja pertamanya yang bernama Alauddin Syah. Hal tersebut didasari berasal dari naskah tua, Izhharul Haq. Naskah ini adalah hasil karangan Abu Ishak Makarani Al Fasy, pada lain disebutkan dengan tegas bahwa Kerajaan Perlak didirikan terhadap tanggal 1 Muharam 225 H/tahun 840 Masehi, dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Alaidin.
Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah yang mula-mula bernama Saiyid Abdul Aziz. Perlak berkembang menjadi pusat perdagangan lada. Hal tersebut banyak mendatangkan banyak pedagang yang lantas datang di Perlak, agar Kota Perlak berkembang & banyak mendatangkan kemakmuran. Namun perihal tersebut justru mengakibatkan ambisi berasal dari para tokoh-tokoh setempat untuk saling berkuasa agar mengakibatkan ketidakstabilan di Perlak. Faktor itu membawa dampak para pedagang , mengalihkan kesibukan perdagangannya ke Samudera Pasai, agar berakhibat kemunduran berasal dari kerajaan Perlak terhadap akhir abad ke XIII.
2. Kerjaan Samudera Pasai
Kerajaan ini terletak di pantai timur Aceh yaitu disekitar Lhokseumawe & berdiri terhadap abad XIII. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan batu nisan Sultan Malik As-Saleh yang merupakan raja pertama di Samudera Pasai yang berangka th. 1297. Sultan Malik As-Saleh miliki nama asli Marah Silu. Beliau menikahi Langgang Sari yang merupakan puteri raja Perlak. Akibat berasal dari pernikahan tersebut, kekuasaan Samudera Pasai jadi luas sampai ke pedalaman. Samudera Pasai menjalin pertalian dengan Delhi di India. Hal itu dibuktikan dengan ada utusan Sultan Delhi, yaitu Ibnu Batuta yang datang ke Samudera Pasai sampai 2 kali.
3. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam berdiri terhadap abad ke-16 th. 1204 di bawah pemerintahan Sultan Jihan Syah, Namun belum berdaulat sebab tetap berada di bawah dampak Kesultanan Padir. Kesultanan Aceh baru berdaulat saat masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah th. 1514-1528 & berhasil memperluas kekuasaan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan disekitarnya seperti Samudera Pasai, Perlak, Lamuri, Benua Temian, & Indra Jaya. Kesultanan Padir bisa ditaklukan meskipun telah bersekutu dengan Portugis.
Puncak berasal dari kejayaan Aceh dicapai terhadap masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah 1607-1636. Wilayah-wilayah kekuasaan Aceh mencakup pantai barat Sumatera sampai Bengkulu, pantai Timur Sumatera sampai Siak, & daerah di Semenanjung Malaya, seperti Johor, Kedah, Pahang, & Patani.
4. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri terhadap 1478. Pendiri kerajaan Demak adalah Raden Patah 1500-1518. Demak berhasil menjadi kerajaan yang besar, sebab letaknya yang strategis & miliki hasil pertanian yang melimpah dengan komoditas ekspornya berbentuk beras. Perkembangan yang pesat berasal dari Demak tidak terlepas berasal dari runtuhnya kerajaan Majapahit agar Demak mendapat perlindungan berasal dari kota-kota pantai utara Jawa yang terlepas berasal dari kekuasaan Majapahit. Dalam mengendalikan pemerintahan, Raden Patah didampingi oleh Sunan Kalijaga & Ki Wanapala. Masjid Agung Demak dibangun oleh Raden Patah, setelah memerintah sepanjang 3 tahun. Demak capai kejayaan di masa pemerintahan Sultan Trenggono 1521 M & lokasi kekuasaannya nyaris meliputi semua Jawa. Di masa pemerintahannya Sultan Trenggono, Demak berusaha membendung masuknya bangsa Portugis ke Jawa. lantas setelah Sultan Trenggono meninggal terhadap th. 1546 Masehi, Joko Tingkir menantu berasal dari Sultan Trenggono naik tahta, lantas beliau memindahkan ibu kota Demak ke Pajang terhadap 1568 M.
5. Kerajaan Pajang
Perlu diketahui bahwa kerajaan Pajang adalah lanjutan berasal dari Kesultanan Demak. Kerajaan ini didirikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) setelah beliau memindahkan pusat kerajaan berasal dari Demak ke Pajang, sedang Hadiwijaya dibantu Ki Ageng Pemanahan. Sebagai jasa atas bantuannya, Hadiwijaya lantas mengangkatnya sebagai adipati di Mataram. Ki Ageng Pemanahan membawa seorang putera yang cakap di dalam perihal peperangan & menjadi anak angkat berasal dari Hadiwijaya, yaitu Sutawijaya.
Setelah Hadiwijaya meninggal, tahta Pajang dipegang oleh puteranya, Pangeran Benawa. Pada pas itu nampak pemberontakan yang dilaksanakan Arya Pangiri, putera Sunan Prawoto, yang berharap tahta Pajang. Tetapi pemberontakan itu berhasil dipadamkan sebab ada perlindungan berasal dari Sutawijaya. Karena menjadi tidak cukup bisa untuk mobilisasi pemerintahan Pajang, Pangeran Benawa lantas menyerahkan tahta Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya. Kemudian oleh Sutawijaya, pusat pemerintahan Pajang lantas dipindahkan ke Mataram.
6. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri terhadap 1586. Raja-raja yang memerintah Mataram Islam pada lain Sutawijaya (Senopati), Raden Mas Jolang, & Sultan Agung. Sutawijaya menjadi Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Aloga Sayidin Panatagama. Selama pemerintahan Sutawijaya, Mataram selalu diliputi oleh api peperangan, tetapi kelanjutannya berhasil dipadamkan.
Raja yang bisa membawa dampak Mataram capai puncak kejayaan adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Dalam masa pemerintahannya Sultan Agung tidak cuma berambisi untuk memperluas kekuasaan saja, tetapi terhitung berusaha tingkatkan derajat kesejahteraan rakyat melalui usaha-usaha berikut;
Penduduk di Jawa yang tergolong padat dipindahkan ke Karawang sebab daerah tersebut membawa perladangan & persawahan yang luas.
Di wujud terhitung suatu lapisan penduduk yang berbentuk feodal atas dasar penduduk yang agraris yaitu terdiri atas pejabat yang diberi tanah garapan.
Dibuat pula buku-buku filsafat, pada lain Sastra Gendhing, Niti Sastra & Astabrata.
7. Kerajaan Banten
Setelah Demak runtuh sepeninggalan Sultan Trenggono, Banten menjadi kerajaan sendiri dengan rajanya Sultan Hasanuddin/Maulana Hasanuddin. Ia memerintah terhadap 1552-1570 & berhasil mengembangkan agama Islam di wilayahnya. Setelah Sultan Hasanuddin meninggal, lantas digantikan puteranya, yaitu Panembahan Yusuf. Pada masa pemerintahan Panembahan Yusuf, Banten berhasil menaklukan kerajaan Pajajaran. Selanjutnya, puncak berasal dari kerajaan Banten berlangsung terhadap pas pemerintahan Sultan Ageng Tritayasa 1650-1682. Beliau merupakan raja anti VOC & melaksanakan perlawanan. Perjuangannya didapat diatasi oleh VOC dengan langkah adu domba, yaitu Sultan Ageng diadu domba dengan putera Sultan Haji.
8. Kerajaan Cirebon
Kerajaan didirikan oleh Fatahillah/Falatehan. Beliau menjadi Sultan pertama di Cirebon. Beliau terhitung merupakan keliru satu bagian walisongo yang di kenal sebagai Sunan Gunung Jati. Di masa tersebut Islam berkembang dengan pesat di beraneka daerah Jawa Barat. Kemudian setelah Sunan Gunung Jati meninggal, digantikan oleh cucunya yang dikenal dengan gelar Panembahan Ratu. Pada masa itu, Kerajaan Cirebon berada di bawah dampak Kerajaan Mataram, tetapi keduanya menjalin pertalian di dalam kondisi perdamaian. Kerajaan Cirebon terletak di daerah pesisir pada Jawa Tengah dengan Jawa Barat yang membawa dampak pelabuhannya ramai dikunjungi para pedagang agar menolong perkembangan di Cirebon. Setelah Panembahan Ratu meninggal, lantas digantikan oleh puteranya yang bergelar Panembahan Girilaya 1650-1662. Pada masa kelanjutannya menjadi Sultan, beliau membagi kekuasaan kerajaan Cirebon menjadi 2 yang diperintah oleh puteranya, yaitu Kesultanan Kasepuhan yang dipimpin Panembahan Sepuh & Kesultanan Kanoman yang dipimpin oleh Panembahan Anom.
9. Kerajaan Gowa-Tallo/Makassar
Kerajaan ini merupakan kerajaan kombinasi berasal dari 2 kerajaan, yaitu kerajaan Gowa & kerajaan Tallo. Pusat kerajaan Makassar adalah di Sombaopu, yang merupakan kota pelabuhan transito yang ramai di Sulawesi. Makassar mengalami beraneka kemajuan yang pesat sebab lebih dari satu faktor;
Karena aspek letak yang strategis, yaitu menghubungkan Malaka & Maluku.
Faktor para pedagang, yang banyak hijrah ke Makassar & pas itu Malaka jatuh di tangan Portugis.
Para pedagang muslim berdatangan ke Makassar sejak abad ke-16. Di awal abad ke-17 penguasa Makassar memeluk agama Islam. Sang penguasa, yaitu raja Gowa, Daeng Manrabia, kenakan gelar Sultan Alauddin, sedang raja Tallo, Karaeng Matoaya, kenakan gelar Sultan Abdullah Awalul Islam. Kemudian kerajaan capai puncak kejayaan terhadap masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Beliau sangat anti VOC. Hal ini menjadi keliru satu alasan VOC menginginkan menguasai Makassar. Pada kelanjutannya VOC mengalahkan Sultan Hasanuddin setelah bekerjasama dengan Aru Palaka (raja Bone). Kemudian Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya 1667.
10. Kerajaan Ternate
Kerajaan ini, pertama kali diperintah oleh Gali Buta, yang setelah masuk Islam bergeser nama menjadi Zainal Abidin 1465-1486. Beliau awalnya merupakan seorang pemuda Ternate yang belajar Islam kepada Sunan Giri di Demak. Ternate adalah daerah yang kaya akan rempah-rempah. Oleh sebab itu, pedagang berasal dari luar banyak yang datang untuk meraih rempah-rempah di Ternate, pada lain berasal dari Jawa, Aceh, Arab, & Tiongkok. Pedagang itu datang ke Ternate dengan membawa dagangan juga, seperti beras, madu, & pakaian.
11. Kerajaan Tidore
Kerajaan ini, terhitung kondang dengan daerah penghasil rempah-rempah. Raja Tidore yang pertama ialah Ciriliyah. Kemudian setelah menganut agama Islam, namanya bergeser menjadi Sultan Jamaluddin. Puncak berasal dari kejayaan kerajaan ini, dicapai terhadap masa pemerintahan Sultan Nuku. Dalam perihal perdagangan kerajaan Ternate & Tidore selalu bersaing, agar mereka membentuk persekutuan yang disebut dengan Uli Lima & Uli Siwa untuk bisa menguasai perdagangan di Kepulauan Maluku.
Uli Lima adalah persekutuan yang terdiri berasal dari kerajaan Ternate, Obi, Bacan, Seram, & Ambon. Sedangkan Uli Siwa adalah persekutuan sembilan yang terdiri berasal dari Kerajaan Tidore, Makian, Halmahera, Kai, Mare, Moti, & pulau-pulau lain sampai bagian barat Pulau Papua.
Setelah kedatangan Portugis & Spanyol di Kepulauan Maluku. Keduanya itu mengfungsikan persaingan yang ada demi keuntungan mereka sendiri. Portugis lantas bersekutu dengan Ternate sedang Spanyol bersekutu dengan Tidore. Portugis menang & berhasil menguasai perdagangan di Maluku. Setelah itu, Portugis melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap penduduk Maluku. Oleh sebab itu, Ternate dengan perlindungan berasal dari Tidore lantas bersama-sama melawan Portugis agar terhadap kelanjutannya Portugis menyingkir berasal dari Ambon.
12. Kerajaan Banjar
Kerajaan ini berada di Kota Banjarmasin & didirikan oleh pangeran Samudra sekitar abad ke-16. Setelah beliau, masuk Islam & menjadi raja, namanya bergeser menjadi Sultan Suryanullah. Kerajaan Banjar menjalin kerja sama dengan kerajaan Demak, sebab pernah mendapat perlindungan berasal dari Demak, pas berusaha melewatkan diri & menaklukkan kerajaan Nagaradaha.
D. Peninggalan Sejarah Bercorak Islam di Indonesia
1. Dalam Bidang Arsitektur
a. Keraton
Keraton adalah daerah yang menjadi pusat kekuasaan & kesibukan yang terkait dengan urusan pemerintahan. Keraton terhitung merupakan daerah tinggal Sultan & bagian keluarganya. Keraton yang merupakan peninggalan sejarah masa kerajaan Islam di Indonesia, misal; Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan juga Keraton Kasepuhan & Kanoman.
Ciri-ciri berasal dari bangunan keraton;
Umumnya menghadap utara
Mempunyai pintu gerbang
Bangunan utama terhadap umumnya dikelilingi pagar tembok, parit (sungai kecil buatan)
Di bagian depan keraton umumnya ada halaman luas yang disebut alun-alun.
b. Masjid
Berbagai masjid peninggalan masa kerajaan Islam di Nusantara, misal; Masjid Demak, & Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah, Masjid Sunan Ampel di Jawa Timur, Masjid Agung Cirebon di Jawa Barat, dan juga Masjid Indrapura & Masjid Baiturrahman di Aceh.
Ciri-ciri masjid terhadap masa kerajaan Islam di Indonesia;
Atap bangunan masjid umumnya berbentuk tumpang
Denah masjid berbentuk bujur sangkar
Umumnya miliki serambi
Letaknya di pusat kerajaan, umumnya disebelah barat alun-alun yang ada di depan keraton.
c. Makam
Makam adalah daerah untuk mengubur orang yang telah meninggal. Peninggalan sejarah bercorak Islam yang berbentuk makam umumnya memilik nisan & jirat/kijing.
2. Kesusasteraan
Peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia, berbentuk karya sastra yang beragam. Kesusasteraan itu tertuang di dalam wujud suluk, hikayat, babad, & syair.
3. Kesenian
Pengaruh Islam menyebar & berkembang di Indonesia nyatanya terhitung membawa dampak & perubahan di dalam kesenian & tradisi di Indonesia, misal; ada peninggalan yang berbentuk kaligrafi, wayang & sebagainya.
baca juga :