MEMAHAMKAN VISI GURU

Tidak ada peraturan yang dapat berjalan efektif jika tidak dilengkapi perangkat reward and punishment. Setelah anda dan warga kelas berhasil menyusun tabel perilaku, susunlah tabel imbalan dan hukuman. Imbalan diberikan kepada siswa yang mengerjakan kewajiban dengan baik. Sementara hukuman diberikan kepada siswa yang melanggar poin haram atau poin makruh. Dalam pelaksanaannya siswa meninggalkan poin haram tidak mesti mendapatkan imbalan, meskipun itu berarti ia mengerjakan poin wajib. Berikut contoh tabel imbalan dan hukuman
No. Status Perkara | Imbalan / hukuman | Keterangan |
Wajib | Bintang prestasi | Bisa dicari alternative hukuman lain yang nilainya sebanding |
Haram | Membersihkan kelas pada jam istirahatSatu bintang prestasi dicabut | |
Sunnah | Bintang prestasi | |
Makruh | Push Up 10 kali |
Pencatatan imbalan dan hukuman yang diterima siswa dapat dilakukan di tabel prestasi. Imbalan berupa bintang prestasi untuk setiap perilaku wajib dan sunnah perlu dibedakan. Agar bisa memberikan efek yang lebih besar kepada siswa, tempellah tabel presttasi di kelas.
Selain guru dan siswa, pihak lain yang perlu diajak untuk mencermati tabel prestasi adalah orang tua siswa. Orang tua akan merasa dimudahkan dalam memantau perkembangan perilaku melalui abel yang sederhana tersebut. Dengan begitu, mereka akan terdorong untuk lebih memerhatikan perilaku anaknya dan meningkatkan peran keluarga dalam pendidikan perilaku anak-anaknya. Sebab, orang tua termotivasi oleh perolehan yang didapat dari tabel prestasi tersebut.
Guru tidak cukup hanya mengatakan kepada para siswa agar memperbanyak perbuatan baik dan tidak melakukan perbuatan buruk karena ada malaikat pencatat amal, tanpa pengawasan yang memadai. Agar program pembiasaan berhasil,perlu sosok malaikat yang lebih real. Sosok tersebut adalah para guru yang selalu siap mencatat perilaku para siswa dengan adil dan transparan. Buatlah buku pengendali untuk menilai perilaku siswa ketika berativitas di luar kelas.
Anita Lee, di dalam Cooperative Learning menjelaskan bahwa sedikitnya tiga iklim belajar yang banyak dikembangkan di dunia pendidikan saat ini. Ketiga iklim tersebut adalah kompetitif, individualis, dan kooperatif. Ketika akan memasuki kelas, guru seharusnya sudah menentukan iklim seperti apa yang akan dipilih. Tidak ada salahnya juga jika guru mengombinasikan ketiga iklim tersebut dalam satu kali pertemuan. Iklim kompetitif akan membawa siswa pada suasana kompetisi. Iklim individualistic setiap anak berjalan sendiri-sendiri dengan target beban yang tidak sama. Sementara kooperatif, iklim yang dipenuhi rasa atau nuansa kerjasama yang kental antara murid dan guru.
Aturan atau rule adalah ketentuan-ketentuan normative yang berisi informasi tentang hal-hal yang wajib dan haram dilakukan warga kelas. Sementara itu, prosedur adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan aturan. Disamping aturan dan prosedur yang dimiliki oleh para guru secara pribadi harus dimiliki oleh para guru secara pribadi. Ini diperlukan karena masih tetap ada hal-hal yang belum tersentuh oleh aturan dan prosedur milik sekolah. Dalam konteks wibawa, guru yang hanya mengandalkan aturan dan prosedur sekolah akan terlibat biasa-biasa saja.
Dniel Mijs dan David Reynolds, dalam buku Effective Teaching, mengatakan bahwa guru yang efektif banyak enghabiskan waktunya di awal tahun ajaran utuk mrnrtapkan dan menginformasikan aturan dan priosedur. Sebagian guru berpikir lebih baik menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk menyampaikan materi, kemuadian, di akhir semester waktu yang bisa digunakan untuk merevie pelajaran. Aturan dan prosedur yang ditetapkan sejak awal ternyata dapat menghemat waktu lebih banyak di bulan0bulan selanjutnya.
Contoh prosedur memulai pelajaran.
Guru dapat menentukan prosedur yang harus diikuti semua siswa, dimulai ketikaguru memasuki lkelas hingga keluar kelas lagi. Berikut contoh prosedur
Duduk sempurna di krsimasing-masing
Meyiapkan perlengakapan
Menciptakan suasana senyap
Kathy Paterson, dalam 55 theaching dilemmas, menceritakan cara dia menjalankan prosedur di kelas dengan bantuan sebuah lonceng kecil. Ketika lonceng dibunyikan, semua anak memperhatikannya. Selain ketiga langkah prosedur saat memulai pelajaran yang dirumuskan, guru juga bisa menggunakan alat bantu, sebagimana Kathy. Guru bisa mencatat rekor siswanya, meskipun tidak setiap saat. Guru harus menyiapkan langkah-langkah untuk memecah kebekuan. Misalnya, setiap kali masuk kelas dan akan memberikan pelajaran, ia bisa memulainya degann memberikan ice breaking, yaitu kegiatan yang bertujuan memecah kebekuan dan menghangatkan komunikasi guru dengan siswa. Ice breaking ini bisa berwujud tebak-tebakan, joke, bermain tepuk tangan, bernyanyi, bermain sulap, atau sekilas info. Inti dari ice breaking yakni membuka komunikasi guru dengan siswa dengan sesuatu yang ringan dan menghangatkan sebelum memulai pembelajaran.
Training sangat penting dalam mewujudkan budaya sekolah yang diimpikan para guru. Sekolah yang tertib, bersih, disiplin, agamis, dan kreatif adlah contoh daya sekolah yang ingin dibangun para guru. Keberhasilan training di awal tahun ajaran akan membuat sekolah memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk mengukir prestasi. Sebaliknya, tanpa training yang bagus dim as awal, sekolah akan kehilangan banyak wktu sepanjang tahun hanya untuk mendisiplinkan dan menasehati siswa-siswanya. Guru yang baik tidak akan tinggal diam jika melihat siswa yang indisipliner dan melakukan pelanggaran. Mereka dengan sendirinya bergerak untuk menangani hal tersebut.
Baca Juga :