Apa Itu PBL
Clik here to view.

PBL di kembangkan oleh McMaster University School of Medicine di Canada pada tahun 1960 oleh Howard Barrow dan koleganya[13]. Kini PBL telah menyebar dan digunakan diseluruh dunia. PBL didefinisikan oleh Finkle dan Torp sebagai “A curriculum development and instructional system that simultaneously develops both problem solving strategies and disciplinary knowledge bases and skills by placing students in the active role of problem solvers confronted with an ill-structured problem that mirrors real-world problems”[14]. “Kurikulum dan sistem pembelajaran yang secara bersamaan mengembangkan strategi pemecahan masalah sekaligus basis disiplin pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan siswa berperan aktif dalam pemecahan masalah, yang dengannya siswa dihadapkan dengan masalah yang ill-sructured, dimana masalah tersebut mencerminkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari”.
PBL (Problem-based learning) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa secara aktif belajar melalui pemecahan masalah. Yang menjadi esensi dari PBL adalah siswa dituntut belajar mengenai strategi berfikir sekaligus belajar materi pelajaran, melalui pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalah kehidupan nyata. Permasalahan dunia nyata (real world) inilah yang membuat PBL menjadi menarik dan membuat tingginya tingkat minat siswa[15]. Sifatmetode inimerangsangrasa ingin tahu danmendorongketerlibatan. Namun, Alasan utamaPBLefektifadalah karena membuat siswamenggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tidak sepertihanyamemecahkan teka-tekiyang ditawarkanoleh guru, menemukan jawabanuntukmasalah di dunia nyatamemilikifaktortambahan yangmemuaskandalam artibahwasiswamembuatkontribusi.
Barrow mendefiniskan model pembelajaran PBL sebagai berikut:
- Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning);
- pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil, idealnya 6-10 orang;
- guru bertindak sebagai fasilitator atau tutor yang membimbing siswa;
- permasalah merangsang pembelajaran berdasarkan fokus yang dibangun dan ditentukan oleh kelompok ;
- permasalahan adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang merangsang proses kognitif;
- pengetahuan baru diperoleh melalui diri pribadi siswa (self directed learning).[16]
Lebih lanjut Boud dan Felleti[17], Fogarty[18] menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar. PBL memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) belajar dimulai dengan suatu masalah, 2) memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa, 3) mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, 4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, 5) menggunakan kelompok kecil, 6) menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Tujuan dari PBL adalah membantu siswa membangun pengetahuan secara fleksibel, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah yang efektif, belajar mandiri, keterampilan berkolaborasi dan meningkatkan motivasi.
Dari uraian diatas maka disimpulkan, tugas dari seorang guru dalam PBL adalah sebagai instruktur (tutor) yang memfasilitasi siswa, memberikan dorongan, membimbing, dan memantau proses pembelajaran[19], menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Guru harus membangun rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, dan memberikan arahan agar siswa mencapai pemahaman dalam belajar.
Dengan PBL, siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam berbagai macam keterampilan (skill) seperti, menyelesaikan permasalahan, penelitian, dan keterampilan sosial. Karakterisitik PBL bagi siswa adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar;
- Membangun keterampilan berfikir kritis, menulis, dan berkomunikasi;
- Meningkatkan retensi dari sebuah informasi;
- Mendukung model belajar sepanjang hayat;
- Mendemonstrasikan kekuatan dalam bekerja sama.
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang siswa temukan. Produk itu dapat berupa transkip debat, laporan, model fisik, video atau program komputer[20]. Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi secara inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.
Sumber : https://downloadapk.co.id/