Rela Naik Kereta, Peserta Dari Purworejo Tes SBMPTN di Bandung
Peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 telah mengikuti seleksi yang diadakan secara serempak di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya peserta dari Purworejo, Jawa Tengah harus mengunjungi Kota Bandung untuk mengikuti tes tersebut. Pasalnya, dirinya terdaftar sebagai peserta dengan tes berbasis android.
Muhamad Nasbi Hasbullah, 19, siswa SMAN Purworejo harus meluncur menggunakan kereta api sejak Minggu (6/5) kemarin. Karena dirinya tidak ingin terlambat, sehingga lebih baik datang awal.
“Dari Minggu naik kereta sendirian, untung aja ada sodara di Rancaekek. Jadi bisa nginep. Terus dari Rancaekek ke Unpad naik motor dianter sodara,” kata Nasbi saat ditemui usai tes SBMPTN di Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Sumedang, Selasa (8/5).
Rela Naik Kereta, Peserta Dari Purworejo Tes SBMPTN di Bandung
SMBPTN Android (Siti Fatonah/ JawaPos.com)
Dirinya harus menempuh jarak yang cukup jauh dan menghabiskan waktu sekiranya 7 jam
sekali perjalanan. Karena, ungkapnya, sejak Minggu pagi dirinya berangkat dari Purworejo pukul 09.00 WIB dan sampai di Bandung pukul 16.00 WIB. Bahkan dirinya tidak diantar sama sekali oleh pihak keluarganya.
Salah satu dari 1000 peserta tes dengan basis android ini, dirinya mengungkapkan lebih senang menggunakan komputer. Karena dengan komputer maka kapasitas soal dan kefokusan saat membaca soal lebih tinggi dibanding dengan menggunakan handphone atau smartphone. Walaupun begitu, tes dengan sistem android ini tidak beda jauh dengan tes di layar desktop, hanya beda dalam melihat ukuran layar dan kapasitas soal.
“Setelah memakai android, ini kan pertama kalinya se Indonesia dan hanya ada di Bandung. Kebetulan aku ingin ambil dan dapat basis android.
Untuk yang pertama lancar tapi non teknis server jelek,” jelasnya.
Dalam satu jam, kata dia, aplikasi SBMPTN sempat down dan terputus beberapa kali
. Kemungkinan karena servernya yang kurang baik.
“Itu sampai satu jam delay. Di jam 10 di sesi kedua. Mungkin karena sesi pertama lebih sedikt jadi lancar tapi sesi kedua, peserta membludak dan full jadi ya agak delay,” ungkapnya.
Para peserta SBMPTN berbasis android menggunakan handphonenya masing-masing. Namun ada beberapa kekurangan dan kendala saat tes menggunakan handphone yakni baterai dan khawatir sistem error tiba-tiba. “Kalau desktop itu kan tidak perlu mikirin lowbet lah handphone error atau lainnya,” ucapnya.
Karena dari pengalaman tadi, kata dia peserta di ruang yang sama sempat mengalami
kendala yakni kehabisan baterai handphone juga lupa membawa power bank. Hal itu, karena di sesi kedua dua lebih lama daripada sesi ketiga, salah satu faktor karena delay atau server down. “Jadi ada yang baterainya kehabisan duluan di sesi kedua sesi berikutnya ketar ketir (panik) juga jadi menurut ku enakan di desktop,” ujarnya.
Kedepannya, kata peserta yang ingin sekali masuk Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung itu agar persobaan ini terus dikembangkan. Sehingga ke depannya tidak terjadi lagi berbagai kendala yang dihadapi peserta.
“Harapannya jika mau pakai android lagi ya enggak apa-apa tapi harus benar-benar dimatangkan. Untuk pertama okelah karena ini percobaan untuk kedepannya masalah server dan fasilitas seperti power bank dan segalanya harus diantisipasi oleh panitia. Kan yang daftar bukan cuma orang Bandung tapi juga dari luar kota,” pungkasnya.
Baca Juga :
- Ribuan Siswa Ikuti Tes SBMPTN 2018, Ini Jurusan Favorit Peserta
- SBMPTN Akan Diikuti 365 Peserta Berkebutuhan Khusus
- Sekoper Cinta Kini ‘diantar’ Gojek
- Hadapi Lebaran PLN Turunkan 3 Ribu Personil