Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman
Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah dilakukan oleh sebagian anak muda. Namun,sebagian darinya masih juga kurang sepenuhnya menerapkan iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah yang muncul akibat kurang kokohnya iman dan taqwa yang tertanam dalam diri masing-masing individu. Ada beberapa faktor penyebab munculnya masalah berkurangnya kekuatan iman dan taqwa dalam diri, sebagai berikut:
A. Tidak mengenal siapa Allah SWT.
B. Lalai dan memalingkan diri dari rambu-rambu agama.
Tidak memperhatikan ayat-ayat Allah dan hukum-hukumNya, baik yang bersifat kauni maupun syar’i.Sesungguhnya kelalaian dan sikap tidak mau tahu semacam itu pasti akan membuat hati menjadi sakit atau bahkan mati karena belitan syubhat dan jeratan syahwat yang merasuki hati dan sekujur tubuhnya.
C. Berbuat atau mengutarakan ucapan maksiat.
Oleh karena itulah iman akan turun,melemah dan surut sebanding dengan tingkatan maksiat, jenisnya, kondisi hati orang yang melakukannya serta kekuatan faktor pendorongnya. Iman akan banyak sekali berkurang dan menjadi sangat lemah apabila seorang hamba terjerumus dalam dosa besar, jauh lebih parah dan lebih mengenaskan daripada apabila dia terjerembab dalam dosa kecil. Berkurangnya keimanan karena kejahatan membunuh tentu lebih besar daripada akibat mengambil harta orang. Sebagaimana iman akan lebih banyak berkurang dan lebih lemah karena dua buah maksiat daripada akibat melakukan satu maksiat. Demikianlah seterusnya. Oleh sebab itulah orang miskin yang sombong dan orang tua bangka yang berzina dosanya lebih besar daripada dosa orang kaya yang sombong dan perbuatan zina seorang yang masih muda. Hal itu sebagaimana dikisahkan di dalam hadits,
Ada tiga golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat´.Dan di antara mereka itu adalah orang tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong.
D. Meninggalkan ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan, maupun amalan fisik.
Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang ditinggalkan juga semakin besar. Apabila nilai suatu ketaatan semakin penting dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan mengakibatkan penyusutan dan keruntuhan iman yang semakin besar dan mengerikan. Bahkan terkadang dengan meninggalkannya bisa membuat pelakunya kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang meninggalkan shalat sama sekali. Perlu diperhatikan pula bahwa meninggalkan ketaatan itu terbagi menjadi dua. Pertama, ada yang menyebabkan hukuman atausiksa yaitu apabila yang ditinggalkan adalah berupa kewajiban dan tidak ada alasan yang hak untuk meninggalkannya. Kedua, sesuatu yang tidak akan mendatangkan hukuman dan siksa karena meninggalkannya, seperti : meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i (berdasarkan ketentuan agama) atau hissi (berdasarkan sebab yang terindera), atau tidak melakukan amal yang hukumnya mustahab/sunnah.Contoh untuk orang yang meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i atau hissi adalah perempuan yang tidak shalat karena haidh. Sedangkan contoh orang yang meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak mengerjakan shalat Dhuha
Baca Juga :