BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA
Dahulu sebelum melayani penerbangan komersial,
Bandara ini merupakan bandara yang dipergunakan sebagai markas TNI Angkatan Udara Indonesia. Karena padat dan sibuknya penerbangan yang dilayani oleh Bandara Soekarno Hatta membuat Halim Perdanakusuma menjadi bandara penerbangan komersial.
Sebelum menjadi bandara Halim Perdanakusuma, bandara ini memiliki nama Lapangan Terbang Cililitan. Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma mulai beroperasi menjadi bandara yang melayani penerbangan komersial sejak tanggal 10 Januari 2014 untuk membagi penerbangan dari Bandar Udara Internasional Sokearno Hatta yang padat dan sesak.
Per tanggal 20 Juni 1950, terjadi penyerahan lapangan terbang oleh Belanda kepada pemerintah Indonesia dan kemudian diambil oleh AURI untuk dijadikan pangkalan udara militer sebelum akhirnya berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada 17 Agustus 1952. Pengambilan nama digunakan untuk mengabadikan Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur.
Namun, di samping digunakan sebagai pangkalan militer, bersamaan dengan Bandara Kemayoran Halim Perdanakusuma juga digunakan sebagai bandar udara sipil yang utama di Jakarta. Kemudian tahun 1974, Halim Perdanakusuma melayani penerbangan bertaraf internasional karena padatnya lalu lintas bandara kemayoran.
Pada tahun 2013, Bandara Internasional Halim Perdanakusuma menggunakan 60 slot/jam untuk penerbangan domestik maupun taraf internasional. Hal tersebut dilakukan untukmengimbangi dan mengurangi padatnya lalu lintas penerbangan bandara utama Jakarta yaitu Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta.