Kajian Pustaka
2.1. Radical Right Populism
Sejak tahun 1980 partai-partai anti imigran telah menunjukkan diri di pemilihan nasional dan Eropa. Beberapa partai tersebut seperti French Front Nasional (1972), the Belgian Vlaams Blok (1978) dan the Dutch Centrumpartij (1980) muncul dari kalangan groupuscules neo-fasis, sehingga genesis mereka sesuai dengan tesis kontinuitas yang implisit dalam konsep ekstrem kanan. Meski demikian, sebenarnya sebagian besar partai anti-imigran bukan merupakan keturunan dari klub dan klik neo-fasis. Para pendiri partai tersebut lebih termotivasi dengan sentimen anti-establishment, yang memang juga dimiliki oleh gerakan ekstrem kanan. Namun dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa satu-satunya isu programatik yang sama-sama dimiliki oleh semua partai radikal kanan adalah kebencian mereka terhadap imigran. Sehingga, memanggil partai-partai yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kelompok fasis atau tradisi ekstrem kanan partai ekstrem kanan adalah hal yang salah, karena sebaiknya mereka dipanggil partai anti-imigran (Rydgren, 2005).
Seiring dengan perkembangan zaman, kini kelompok partai anti imigran baru di Eropa memiliki tiga fitur yang berbeda yang mencirikan identitas politik dari anggota kelompok tersebut:
- Garis keturunan mereka dengan gerakan fasis pra-perang. Partai-partai yang menjunjung tinggi akar mereka dalam gerakan fasis disebut ekstrem kanan.
- Tidak menyukai imigran dan membenci kebijakan imigrasi pemerintah. Partai-partai ini menolak imigran karena mereka menganggap para pendatang tersebut inferior secara kultural atau rasial. Partai-partai ini disebut rasis.
- Partai anti imigran yang ketiga memiliki virtue dan wisdom yang mirip dengan orang biasa dan berpura-pura merepresentasikan ‘das gesundenes Volksempfinden.’ Kelompok ini disebut partai populis.
Baca Juga :