STATISTICAL DAN NON STATISTICAL SAMPLING

STATISTICAL DAN NON STATISTICAL SAMPLING DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN
Sampling Statistik
Untuk tujuan pertama biasanya digunakan sampling penemuan (discovery sampling), sedangkan untuk tujuan kedua biasanya digunakan sampling penerimaan (acceptance sampling). Berikut disajikan uraian mengenai ketiga metode sampling tersebut, yaitu sampling atribut, sampling penemuan, dan sampling penerimaan.
a. Sampling Atribut
Metode sampling statistik yang lazim digunakan pada pengujian pengendalian adalah sampling atribut, yaitu metode sampling yang meneliti sifat non angka dari data, karena pada pengujian pengendalian fokus perhatian auditor adalah pada jejak-jejak pengendalian yang terdapat pada data/dokumen yang diuji, seperti paraf, tanda tangan, nomor urut pracetak, bentuk formulir, dan sebagainya, yang juga bersifat non angka, seperti unsur-unsur yang menjadi perhatian pada sampling atribut.
Sampling atribut bertujuan untuk membuat estimasi (perkiraan) mengenai keadaan populasi. Namun demikian, dalam audit kadang-kadang pengujian pengendalian tidak dimaksudkan untuk memperkirakan keadaan populasi, melainkan misalnya untuk mengetahui:
– apakah ada hal tertentu yang perlu mendapat perhatian pada populasi yang diteliti, atau
– menetapkan akan menerima/menolak populasi yang diteliti.
Sampling atribut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu “menggunakan rumus statistik” dan “menggunakan tabel”. Namun yang lebih sering digunakan adalah dengan menggunakan tabel. Tahapan dan proses pelaksanaan sampling atribut yang menggunakan tabel dilaksanakan sebagai berikut:
a) Menyusun Rencana Audit
Pada tahap ini ditetapkan tujuan audit dan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan unit sampel, membuat hasil sampling dan simpulan hasil audit. Tujuan umum pengujian pengendalian adalah untuk menentukan sikap mengenai keandalan pengendalian intern auditi. Yang ditetapkan di sini adalah tujuan spesifik. Unsur-unsur yang perlu ditetapkan terlebih dahulu untuk menentukan unit sampel sesuai dengan tabel penetapan unit sampel yaitu:
1) Risiko sampling/ARO
2) Toleransi penyimpangan/TDR
3) Perkiraan kesalahan dalam populasi/EPDR
b) Menetapkan Jumlah (Unit) Sampel
Berdasarkan perencanaan audit, auditor turun ke lapangan. Hal pertama yang dilakukan adalah mendapatkan populasi, kemudian memastikan unitnya. Jika populasi sedikit lakukan pengujian 100% (sensus). Jika banyak, dapat dilakukan pengujian secara sampling.
c) Memilih Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah memilih sampel dari populasi yang diteliti. Karena metode sampling yang digunakan adalah sampling statistik, maka pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random).
d) Menguji Sampel
Sampel yang telah diperoleh melalui pemilihan sampel, kemudian diuji dengan menerapkan prosedur audit.
e) Mengestimasi Keadaan Populasi
Berdasarkan keadaan sampel yang diuji, dibuat perkiraan banyaknya penyimpangan dalam populasi.
f) Membuat Simpulan Hasil Audit
Setelah keadaan populasi diperkirakan, dapatlah dibuat simpulan hasil audit, yaitu berdasarkan perbandingan antara: “toleransi penyimpangan (TDR)” dengan “hasil sampling”, yaitu perkiraan penyimpangan dalam populasi (CUDR).