Manfaat dan Efek Samping Mengkonsumsi Pare – Pare atau peria ialah tumbuhan merambat yang berasal dari distrik Asia Tropis, terutama wilayah India unsur barat, yakni Assam dan Burma. Anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan guna dimanfaatkan sebagai sayuran maupun bahan pengobatan. Nama Momordica yang melekat pada nama binomialnya berarti “gigitan” yang mengindikasikan pemerian tepi daunnya yang bergerigi serupa bekas gigitan.
Pare ialah sejenis tanaman merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi. Peria tumbuh baik di dataran rendah dan bisa ditemukan tumbuh binal di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. Tanaman ini tumbuh merambat atau mendaki dengan sulur berbentuk spiral, tidak sedikit bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 – 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua. Bunganya berupa bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning. Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.
Manfaat Pare
Di negara-negara Asia Timur laksana Jepang, Korea, dan Cina, pare dimanfaatkan guna pengobatan, antara beda sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan sudah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu.
Buahnya berisi albuminoid, karbohidrat, dan pigmen. Daunnya berisi momordisina, momordina, carantina, resin, dan minyak. Sementara itu, akarnya berisi asam momordial dan asam oleanolat, sementara bijinya berisi saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. Peria pun dapat memicu nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar pencernaan, dan sebagai obat malaria. Di samping itu, peria pun berisi beta-karotena dua kali lebih banyak daripada brokoli sampai-sampai berpotensi dapat mencegah munculnya penyakit kanker dan meminimalisir risiko terpapar serangan jantung ataupun infeksi virus. Daun peria juga berfungsi untuk menyembuhkan mencret pada bayi, mencuci darah untuk wanita yang baru melahirkan, menurunkan demam, menerbitkan cacing kremi, serta bisa menyembuhkan batuk.
Buahnya yang berasa pahit biasa diubah sebagai sayur, contohnya pada gado-gado, pecel, rendang, atau gulai. Di Cina peria diubah dengan tausi, tauco, daging sapi, dan cabai sampai-sampai rasanya kian enak atau dipenuhi dengan adonan daging dan tofu, sementara di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diubah menjadi sup, tempura, atau asinan sayuran.
Ekstrak biji peria selain dipakai sebagai bahan obat, ternyata pun dapat dipakai sebagai pembasmi larva alami yang merugikan laksana larva Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah dengue atau DBD.
Efek Samping Pare
Walaupun memiliki tidak sedikit manfaat, pare pun mempunyai efek samping. Pare barangkali aman dikonsumsi untuk banyak sekali orang, saat dikonsumsi dalam jangka pendek. Keamanan pemakaian jangka panjang (di atas 3 bulan) tidak diketahui. Dan juga, belum lumayan informasi tentang ketenteraman mengkonsumsi bagian beda dari pare. Beberapa perbuatan pencegahan dan perbuatan khusus untuk pemakaian sayur pare ini, tergolong untuk :
Ibu Hamil dan Menyusui – Pare bisa jadi tidak aman saat dikonsumsi sekitar kehamilan. Bahan kimia tertentu dalam daging dan biji-bijiannya dapat mengawali menstruasi dan mengakibatkan aborsi pada hewan. Tidak lumayan diketahui tentang ketenteraman menggunakan pare sekitar menyusui. Tetap guna sisi keamanan, lebih baik menghindari pemakaiannya.
Penderita Diabetes – Pare bisa menurunkan kadar gula darah, tetapi hati-hati andai mengambil pare guna menurunkan gula darah, sebab menambahkan pare dapat membuat penurunan gula darah terlampau rendah. Memonitor situasi gula darah dengan lebih hati-hati.
Akan Menjalani Operasi Bedah – Ada kekhawatiran bahwa pare dapat mengganggu kontrol gula darah sekitar dan sesudah operasi. Berhenti mengkonsumsi pare paling tidak 2 minggu sebelum operasi dijadwalkan.
Sumber: https://is.gd/xduBKC